Bina Aqidah Shahihah, Rajut Ukhuwah Menuju Kampus Islami

Kamis, 30 Januari 2014

Bilal bin Rabbah


Bisimillah...
Nama lengkapnya Bilal bin Rabah al-Habsy (Ethopia). Biasa dipanggil Abu Abdullah. Dan digelari ‘muadzin ar-Rasul’. Bilal lahir di Saroh 43 tahun sebelum Hijriah. Ayahnya bernama Rabah dan ibunya bernama Hamamah. Ibunya adalah seorang budak wanita yang berkulit hitam yang ada di Mekkah. Oleh karena itu, dulu sering dipanggil ‘ibn sauda’ (anak dari seorang kulit hitam). Bilal dibesarkan di Ummul Qurro yang sekarang lebih dikenal dengan nama Makkah Mukarramah.
Ketika terdengar Muhammad bin Abdullah membawa ajaran Islam, Bilal bergegas menuju ke tempat Rasulallah Shalallahu’alaihi wasallam untuk menyatakan diri masuk Islam. Jadi, Bilal termasuk diantara orang pertama yang beriman kepada ajaran Islam yang dibawa Rasulullah. Diantara orang-orang yang beriman waktu itu adalah Khodijah bin Khuwailid (istri Rasulullah), Abu Bakar, Ali bin Abi Tholib, Ammar bin Yasir dan ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumy dan Miqdad bin al-Aswady. Setelah dirinya mantap dengan agama barunya, cobaan dan ujian datang dari kafir Quraisy. Bilal disiksa dan dihinakan hingga sedemikian rupa. Meski demikian Bilal tidak goyah imannya.
“Ahad (Allah Tuhan Yang Maha Esa), Ahad (Allah Tuhan Yang Maha Esa)”,
Begitulah ucapan yang keluar dari mulutnya setiap kali cambuk menyobek kulitnya. Ummayah bin Khalaf menyiksa Bilal di tengah padang pasir yang panas sekali selama berhari-hari. Di perutnya diletakkan batu besar. Orang-orang kafir lainnya mengikat lehernya dengan tali. Mereka menyuruh anak-anak kecil untuk menyeret Bilal di sekitar gunung Mekkah. Bilal tetap menolak untuk mengatakan kalimat kekufuran. Setelah beberapa lama, akhirnya Abu Bakar memerdekakannya.
Azan pertama
Saat Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam berhijrah ke Madinah, Bilal pun turut serta bersama kaum Muslim lainnya. Ketika Masjid Nabawi selesai dibangun, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam mensyariatkan azan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam kemudian menunjuk Bilal untuk mengumandangkan azan karena ia memiliki suara yang merdu. Lalu, Bilal mengumandangkan azan sebagai pertanda dilaksanakannya shalat lima waktu. Sejak saat itu, Bilal mendapat julukan sebagai Muadzdzin ar-Rasul dan ia menjadi muazin pertama dalam sejarah Islam.
Tak Pernah Meninggalkan Wudhu
Nama Bilal memang kerap dikaitkan dengan azan. Sebab, dia adalah orang pertama yang menjadi muazin pada zaman Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam. Namun, kemuliaan Bilal tak hanya karena azannya, jejak langkah Bilal pernah didengar Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam di dalam surga.  
 Suatu hari, pada waktu Subuh, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam berbincang-bincang dengan Bilal bin Rabah. Rasul berkata, “Wahai, Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara telapak langkah (jalan)-mu di hadapanku di surga.”
Bilal menjawab, “Wahai, Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan shalat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya.” Jadi, setiap selesai melaksanakan wudhu, Bilal senantiasa melakukan shalat dua rakaat, yakni shalat sunat wudhu. Perbuatan itu senantiasa dilakukannya dalam setiap kesempatan. Selain itu, ia juga termasuk orang yang senantiasa memelihara (dawam) wudhu, yakni setiap batal, dia akan langsung berwudhu
Semasa hidupnya, Bilal telah meriwayatkan 44 hadis dari Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam. Di antaranya, Rasulullah bersabda, “Hendaklah kalian menunaikan shalat malam (tahajud) karena shalat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang-orang saleh sebelum kalian. Sesungguhnya, shalat malam adalah amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, dapat mencegah dari perbuatan dosa, mengampuni dosa-dosa kecil, dan menghilangkan penyakit dari badan.” (HR Tirmidzi).
Selain sebagai muazin, Bilal juga pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di baitul mal. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Tentang Bilal, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam mengatakan, “Bilal adalah seorang penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah.” (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir).
Bilal meninggal dunia di Damaskus pada 20 H. Jasadnya dimakamkan di sana. Namun, ada riwayat yang menyebutkan bahwa jasad Bilal dimakamkan di wilayah Halb.

Sumber :
Aku Cinta Indonesia. 2013. Bilal Bin Rabbah. http://aakkuucintaindonesia.blogspot. com/2013/03/biografi-bilal-bin-rabbah. Diakses pada tanggal 4 Juli 2013. Makaassar.




Lokasi: Makassar, South Sulawesi, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

scmm

scmm

Muslimah corner

Special for Muslimah

KAJIAN JUM'AT "SENTER HATI"

Ternyata di MIPA juga ada seni. Tapi seni bukan sembarang seni. Ini seni terapi hati. Jadi, apa-apa saja sih seni terapi hati itu?
Ilmu, tips, solusi, pahala insyaa Allah kamu dapatkan. Pokoknya nggak jaman deh Galau.
Jadikan dirimu Muslimah Anti Galau.

Jangan lupa hadirkan diri dan muslimah lainnya di taman-taman Syurga "SENTER HATI" dengan tema yang menarik tiap pekannya di Gedung FF FMIPA UNM pukul 11.45!

Pengikut