Alhamdullillah semoga kalimat syukur itu senantiasa menghias
tutur kata dan langkah kita, karena kebahagian itu bukanlah ketika kita
memiliki segalanya yang diinginkan tapi ketika kita mensyukuri segala sesuatu
yang terjadi dalam kehidupan kita dan ukhtifillah untuk menilai diri kita
lihatlah bagaimana kita istiqamah dengan apa yang kita lakukan.
Hmm…pembahasan untuk materi senter hati kali ini adalah “ POSITIVE
THINKING ”
Positive
thinking atau HUZNUDZAN merupakan ibadah hati yang paling jelas. Secara bahasa huznudzan itu adalah
berbaik sangka dan merupakan lawan dari zuudzan atau berburuk sangka. Berprasangka
baik disini yaitu dimana diri kita memikirkan apa yang baik-baiknya saja. Secara
istilah huznudzan itu berharap atau raja kepada Allah Shubhana Wata'ala dan
meminta ampunan-Nya. Nah jadi huznudzan itu hanya tertujuju pada Allah Shubhana
Wata'ala. Dalam sebuah hadist qudsi , Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda :
Allah
Ta'ala berfirman,"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan
Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya
maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan
orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih
bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Abu al-Abbas
al-Qurthubi rahimahullah berkata, dikatakan, maknanya: berperasangka
(yakin) dikabulkan doa saat berdoa, diterima saat bertaubat, diampuni saat
istighfar, dan berperasangka akan diterima amal-amal saat menjalankannya sesuai
dengan syarat-syaratnya ; ia berpegang teguh dengan Dzat yang janji-Nya benar
dan karunia-Nya melimpah.Jadi, Allah akan memberi ampunan jika kita meminta
ampunan kepadanya tapi disini tidak sekedar meminta saja namun dibarengi dengan
usaha. Allah akan menerima taubat jika hambanya betul-betul bertaubat atau tidak
mengulangi lagi kesalahannya. Ibnul Qayyim berkata,
" Telah nampak jelas perbedaan antara
husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan
mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika
mengajak malas dan berkubang dengan maksiat : maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan
adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat
dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa
yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah : maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24)
Tapi tidak sekedar berharap yah ukhtifillah namun harus ada
usaha didalamnya karena sekecil apapun urusan itu memerlukan usaha dan tentunya amal sholeh didalamnya.Nah adapun keutamaan
huznudzan itu diantaranya
1.
Huznudzon
menjadi penyebab do'a seorang hamba dikabulkan tapi disini harus ada
pengharapan penuh yang didasari keyakinan penuh kepada Allah.
Dari jabir radhiallahu anhu dia berkata,
Aku mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tiga hari sebelum wafat
bersabda: “Janganlah salah satu di antara
kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR.
Muslim, 2877).
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, "Berhusnuzan kepada Allah harus disertai
dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Jika tidak, ia termasuk merasa
aman dari siksa Allah. Oleh sebab itu, behusnudzan kepada Allah harus disertai
melaksanakan sebab-sebab kebaikan yang jelas dan mejauhi semua sebab yang
menghantarkan kepada keburukan: Ini merupakan pengharapan yang terpuji. Adapun
husnudzan kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan menerjang keharaman:
maka ia pengharapan yang tercela, itu termasuk bentuk merasa aman dari adzab
Allah." (Al-Muntaqa' min Fatawa Al-Syaikh al-fauzan: 2/269)
Jadi kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang bisa
membuat do’a kita tertolak agar kita bisa menjauhinya dan mencari tahu serta
melakukan hal-hal agar do’a kita terkabulkan.Adapun beberapa penyebab do’a
tertolak yaitu :
1.
Ketika
terdapat makanan haram dalam tubuh kita maka do'a kita tidak akan diijabah
2.
Ketika
maksiat masih lekat dari diri-diri kita.
Nah
maka dari itu kita harus Meninggalkan maksia, berusahalah dari hal-hal kecil,
dengan tidak menganggap remeh setiap perbuatan sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya
(Lukman berkata): " Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” ( TQS.Luqman: 16 )
Hmm..Apakah Telinga-telinga kita
mendengarkan al-Qur'an atau justru kita
memanjakannya dengan musik ?
Lisan-lisan kita apa yang telah
diucapkannya? Apakah sesuatu yang bermanfaat atau malah kesia-siaan? Sudahkah
senyum itu merekah untuk saudari-saudari kita ukhtifillah ketika kita bertemu
dengannya? Maka dari itu kita harus senantiasa memperhatikan dan berhati-hati
dalam setiap yang kita lakukan sebagaimana dalam Al-Qur’an
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya” ( QS.Israa’ : 36 )
Dan senantiasalah berdo'alah kepada
Allah dengan yakin. Dalam sebuah hadist
"Berdoalah
kepada Allah sementara kalian yakin diijabahi." (HR. Al-Tirmidi
dengan sanad shahih)
Disamping itu perbanyaklah mengingat
Allah ukhtifillah karena Allah tidak akan mengabulkan do'a seorang hamba yang
hatinya lalai dari mengingat-Nya.Keutamaan selanjutnya yaitu :
2.
Huznuzhan
dan beramal shaleh sangat erat kaitannya.
Al-Hasan
al-Bashri berkata, : "Sesungguhnya seorang mukmin selalu berhusnudzan
kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya. Dan sesungguhnya seorang pendosa
berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia berbuat yang buruk."
(Diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Zuhd, hal. 402)
Dan,
Ibnu
Qayim al Jauziyyah rahimahullah berkata : “Siapa yang dengan sungguh-sungguh
memperhatikan, akan mengetahui bahwa khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki
amal itu sendiri. Karena yang menjadikan amal seorang hamba itu baik, adalah
karena dia memperkirakan Tuhannya akan memberi balasan dan pahala dari
amalannya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia beramal adalah
prasangka baik itu. Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik pula
amalnya" .Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan
sebab keselamatan. Sedangkan kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti
dia tidak ada prasangka baik." (Al-Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15 )
3.
Huznudzan
salah satu sebab manusia berserah diri kepada Allah, orang yang yakin dan
senantiasa huznudzan kepada allah sehingga semua hal dalam hidupnya senantiasa
dikembalikan kepada Allah sebagaimana firman-Nya
“Tidak
ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.( QS.At-Thagaabun :
11)
Maka kita sebagai seorang hamba
haruslah senantiasa berhuznudsan terhadap qada’ dan qadar Allah dalam hidup
kita karena sebagaimanapu indahnya rencana manusia ,rencana Allah adalah yang
terindah dan terbaik tentunya untuk diri-diri kita bukankah segala hal dalam
hidup ini itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya..
Sebagimana firman-Nya
“...Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui” ( QS.Al-Baqarah : 216 )
Oleh sebab itu syukurilah semua
pemberiannya dan berprasangka baiklah terhadap segala ketetapan-Nya untuk
diri-diri kita karena akan ada hikmah dari setiap peristiwa
Tips untuk senantiasa berhuznuzan
1.
Memperbaiki
hubungan kita denga Allah
2.
Perkhusyu
ibadah kita kepada-Nya
3.
Senantiasa
memperbaiki tingkat kualitas diri dan berusaha melakukan yang terbaik disetiap
langkah-langkah kita dengan senantiasa berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
Sunnah
4.
Memperbaiki
hubungan dengan sesama manusia, pererat hubungan silaturahmi, meminta dan
memberi maaf
5.
Ikhlas
dan jujur,Ikhlas dengan semuanya.Ikhlaskan semua amalan hanya karena Allah ,
jujur bahwa diri kita ini lemah dihadapan Allah sertakan Allah disetiap
lanhgkah-langkah kita
Jadi ukhtifillah Sebuah perkara dalam
hidup apapun itu sandarkan kepada Allah berikan keyakinan total kepada Allah
tapi tentunya disertai usaha didalamnya dan dengan senantiasa berhuznudsan
kepada-Nya
*Senter Hati 20 Juni 2014 FF 205
FMIPA UNM
*www.voa-islam.com “Hakikat
Huznudzan Kepada Allah”Alhamdullillah semoga kalimat syukur itu senantiasa menghias
tutur kata dan langkah kita, karena kebahagian itu bukanlah ketika kita
memiliki segalanya yang diinginkan tapi ketika kita mensyukuri segala sesuatu
yang terjadi dalam kehidupan kita dan ukhtifillah untuk menilai diri kita
lihatlah bagaimana kita istiqamah dengan apa yang kita lakukan.
Hmm…pembahasan untuk materi senter hati kali ini adalah “ POSITIVE
THINKING ”
Positive
thinking atau HUZNUDZAN merupakan ibadah hati yang paling jelas. Secara bahasa huznudzan itu adalah
berbaik sangka dan merupakan lawan dari zuudzan atau berburuk sangka. Berprasangka
baik disini yaitu dimana diri kita memikirkan apa yang baik-baiknya saja. Secara
istilah huznudzan itu berharap atau raja kepada Allah Shubhana Wata'ala dan
meminta ampunan-Nya. Nah jadi huznudzan itu hanya tertujuju pada Allah Shubhana
Wata'ala. Dalam sebuah hadist qudsi , Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda :
Allah
Ta'ala berfirman,"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan
Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya
maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan
orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih
bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Abu al-Abbas
al-Qurthubi rahimahullah berkata, dikatakan, maknanya: berperasangka
(yakin) dikabulkan doa saat berdoa, diterima saat bertaubat, diampuni saat
istighfar, dan berperasangka akan diterima amal-amal saat menjalankannya sesuai
dengan syarat-syaratnya ; ia berpegang teguh dengan Dzat yang janji-Nya benar
dan karunia-Nya melimpah.Jadi, Allah akan memberi ampunan jika kita meminta
ampunan kepadanya tapi disini tidak sekedar meminta saja namun dibarengi dengan
usaha. Allah akan menerima taubat jika hambanya betul-betul bertaubat atau tidak
mengulangi lagi kesalahannya. Ibnul Qayyim berkata,
" Telah nampak jelas perbedaan antara
husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan
mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika
mengajak malas dan berkubang dengan maksiat : maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan
adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat
dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa
yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah : maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24)
Tapi tidak sekedar berharap yah ukhtifillah namun harus ada
usaha didalamnya karena sekecil apapun urusan itu memerlukan usaha dan tentunya amal sholeh didalamnya.Nah adapun keutamaan
huznudzan itu diantaranya
1.
Huznudzon
menjadi penyebab do'a seorang hamba dikabulkan tapi disini harus ada
pengharapan penuh yang didasari keyakinan penuh kepada Allah.
Dari jabir radhiallahu anhu dia berkata,
Aku mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tiga hari sebelum wafat
bersabda: “Janganlah salah satu di antara
kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR.
Muslim, 2877).
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, "Berhusnuzan kepada Allah harus disertai
dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Jika tidak, ia termasuk merasa
aman dari siksa Allah. Oleh sebab itu, behusnudzan kepada Allah harus disertai
melaksanakan sebab-sebab kebaikan yang jelas dan mejauhi semua sebab yang
menghantarkan kepada keburukan: Ini merupakan pengharapan yang terpuji. Adapun
husnudzan kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan menerjang keharaman:
maka ia pengharapan yang tercela, itu termasuk bentuk merasa aman dari adzab
Allah." (Al-Muntaqa' min Fatawa Al-Syaikh al-fauzan: 2/269)
Jadi kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang bisa
membuat do’a kita tertolak agar kita bisa menjauhinya dan mencari tahu serta
melakukan hal-hal agar do’a kita terkabulkan.Adapun beberapa penyebab do’a
tertolak yaitu :
1.
Ketika
terdapat makanan haram dalam tubuh kita maka do'a kita tidak akan diijabah
2.
Ketika
maksiat masih lekat dari diri-diri kita.
Nah
maka dari itu kita harus Meninggalkan maksia, berusahalah dari hal-hal kecil,
dengan tidak menganggap remeh setiap perbuatan sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya
(Lukman berkata): " Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” ( TQS.Luqman: 16 )
Hmm..Apakah Telinga-telinga kita
mendengarkan al-Qur'an atau justru kita
memanjakannya dengan musik ?
Lisan-lisan kita apa yang telah
diucapkannya? Apakah sesuatu yang bermanfaat atau malah kesia-siaan? Sudahkah
senyum itu merekah untuk saudari-saudari kita ukhtifillah ketika kita bertemu
dengannya? Maka dari itu kita harus senantiasa memperhatikan dan berhati-hati
dalam setiap yang kita lakukan sebagaimana dalam Al-Qur’an
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya” ( QS.Israa’ : 36 )
Dan senantiasalah berdo'alah kepada
Allah dengan yakin. Dalam sebuah hadist
"Berdoalah
kepada Allah sementara kalian yakin diijabahi." (HR. Al-Tirmidi
dengan sanad shahih)
Disamping itu perbanyaklah mengingat
Allah ukhtifillah karena Allah tidak akan mengabulkan do'a seorang hamba yang
hatinya lalai dari mengingat-Nya.Keutamaan selanjutnya yaitu :
2.
Huznuzhan
dan beramal shaleh sangat erat kaitannya.
Al-Hasan
al-Bashri berkata, : "Sesungguhnya seorang mukmin selalu berhusnudzan
kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya. Dan sesungguhnya seorang pendosa
berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia berbuat yang buruk."
(Diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Zuhd, hal. 402)
Dan,
Ibnu
Qayim al Jauziyyah rahimahullah berkata : “Siapa yang dengan sungguh-sungguh
memperhatikan, akan mengetahui bahwa khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki
amal itu sendiri. Karena yang menjadikan amal seorang hamba itu baik, adalah
karena dia memperkirakan Tuhannya akan memberi balasan dan pahala dari
amalannya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia beramal adalah
prasangka baik itu. Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik pula
amalnya" .Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan
sebab keselamatan. Sedangkan kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti
dia tidak ada prasangka baik." (Al-Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15 )
3.
Huznudzan
salah satu sebab manusia berserah diri kepada Allah, orang yang yakin dan
senantiasa huznudzan kepada allah sehingga semua hal dalam hidupnya senantiasa
dikembalikan kepada Allah sebagaimana firman-Nya
“Tidak
ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.( QS.At-Thagaabun :
11)
Maka kita sebagai seorang hamba
haruslah senantiasa berhuznudsan terhadap qada’ dan qadar Allah dalam hidup
kita karena sebagaimanapu indahnya rencana manusia ,rencana Allah adalah yang
terindah dan terbaik tentunya untuk diri-diri kita bukankah segala hal dalam
hidup ini itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya..
Sebagimana firman-Nya
“...Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui” ( QS.Al-Baqarah : 216 )
Oleh sebab itu syukurilah semua
pemberiannya dan berprasangka baiklah terhadap segala ketetapan-Nya untuk
diri-diri kita karena akan ada hikmah dari setiap peristiwa
Tips untuk senantiasa berhuznuzan
1.
Memperbaiki
hubungan kita denga Allah
2.
Perkhusyu
ibadah kita kepada-Nya
3.
Senantiasa
memperbaiki tingkat kualitas diri dan berusaha melakukan yang terbaik disetiap
langkah-langkah kita dengan senantiasa berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
Sunnah
4.
Memperbaiki
hubungan dengan sesama manusia, pererat hubungan silaturahmi, meminta dan
memberi maaf
5.
Ikhlas
dan jujur,Ikhlas dengan semuanya.Ikhlaskan semua amalan hanya karena Allah ,
jujur bahwa diri kita ini lemah dihadapan Allah sertakan Allah disetiap
lanhgkah-langkah kita
Jadi ukhtifillah Sebuah perkara dalam
hidup apapun itu sandarkan kepada Allah berikan keyakinan total kepada Allah
tapi tentunya disertai usaha didalamnya dan dengan senantiasa berhuznudsan
kepada-Nya
*Senter Hati 20 Juni 2014 FF 205
FMIPA UNM
*www.voa-islam.com “Hakikat
Huznudzan Kepada Allah”