Bina Aqidah Shahihah, Rajut Ukhuwah Menuju Kampus Islami

Jumat, 02 Januari 2015

POSITIVE THINKING

Alhamdullillah semoga kalimat syukur itu senantiasa menghias tutur kata dan langkah kita, karena kebahagian itu bukanlah ketika kita memiliki segalanya yang diinginkan tapi ketika kita mensyukuri segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita dan ukhtifillah untuk menilai diri kita lihatlah bagaimana kita istiqamah dengan apa yang kita lakukan.
Hmm…pembahasan untuk materi senter hati kali ini adalah “ POSITIVE THINKING ”
Positive thinking atau HUZNUDZAN merupakan ibadah hati yang paling jelas. Secara bahasa huznudzan itu adalah berbaik sangka dan merupakan lawan dari zuudzan atau berburuk sangka. Berprasangka baik disini yaitu dimana diri kita memikirkan apa yang baik-baiknya saja. Secara istilah huznudzan itu berharap atau raja kepada Allah Shubhana Wata'ala dan meminta ampunan-Nya. Nah jadi huznudzan itu hanya tertujuju pada Allah Shubhana Wata'ala. Dalam sebuah hadist qudsi , Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Allah Ta'ala berfirman,"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

Abu al-Abbas al-Qurthubi rahimahullah berkata, dikatakan, maknanya: berperasangka (yakin) dikabulkan doa saat berdoa, diterima saat bertaubat, diampuni saat istighfar, dan berperasangka akan diterima amal-amal saat menjalankannya sesuai dengan syarat-syaratnya ; ia berpegang teguh dengan Dzat yang janji-Nya benar dan karunia-Nya melimpah.Jadi,  Allah akan memberi ampunan jika kita meminta ampunan kepadanya tapi disini tidak sekedar meminta saja namun dibarengi dengan usaha. Allah akan menerima taubat jika hambanya betul-betul bertaubat atau tidak mengulangi lagi kesalahannya. Ibnul Qayyim berkata,
 " Telah nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat : maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah : maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24)
Tapi tidak sekedar berharap yah ukhtifillah namun harus ada usaha didalamnya karena sekecil apapun urusan itu memerlukan usaha dan  tentunya amal sholeh didalamnya.Nah adapun keutamaan huznudzan itu diantaranya
1.      Huznudzon menjadi penyebab do'a seorang hamba dikabulkan tapi disini harus ada pengharapan penuh yang didasari keyakinan penuh kepada Allah.
Dari jabir radhiallahu anhu dia berkata, Aku mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tiga hari sebelum wafat bersabda: “Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim, 2877).

Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, "Berhusnuzan kepada Allah harus disertai dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Jika tidak, ia termasuk merasa aman dari siksa Allah. Oleh sebab itu, behusnudzan kepada Allah harus disertai melaksanakan sebab-sebab kebaikan yang jelas dan mejauhi semua sebab yang menghantarkan kepada keburukan: Ini merupakan pengharapan yang terpuji. Adapun husnudzan kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan menerjang keharaman: maka ia pengharapan yang tercela, itu termasuk bentuk merasa aman dari adzab Allah." (Al-Muntaqa' min Fatawa Al-Syaikh al-fauzan: 2/269)

Jadi kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang bisa membuat do’a kita tertolak agar kita bisa menjauhinya dan mencari tahu serta melakukan hal-hal agar do’a kita terkabulkan.Adapun beberapa penyebab do’a tertolak yaitu :
1.   Ketika terdapat makanan haram dalam tubuh kita maka do'a kita tidak akan diijabah
2.   Ketika maksiat masih lekat dari diri-diri kita.
Nah maka dari itu kita harus Meninggalkan maksia, berusahalah dari hal-hal kecil, dengan tidak menganggap remeh setiap perbuatan sebagaimana nasehat Luqman  kepada anaknya
(Lukman berkata): " Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” ( TQS.Luqman: 16 )

Hmm..Apakah Telinga-telinga kita mendengarkan al-Qur'an  atau justru kita memanjakannya dengan musik ?
Lisan-lisan kita apa yang telah diucapkannya? Apakah sesuatu yang bermanfaat atau malah kesia-siaan? Sudahkah senyum itu merekah untuk saudari-saudari kita ukhtifillah ketika kita bertemu dengannya? Maka dari itu kita harus senantiasa memperhatikan dan berhati-hati dalam setiap yang kita lakukan sebagaimana dalam Al-Qur’an
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” ( QS.Israa’ : 36 )
Dan senantiasalah berdo'alah kepada Allah dengan yakin. Dalam sebuah hadist
"Berdoalah kepada Allah sementara kalian yakin diijabahi." (HR. Al-Tirmidi dengan sanad shahih)
Disamping itu perbanyaklah mengingat Allah ukhtifillah karena Allah tidak akan mengabulkan do'a seorang hamba yang hatinya lalai dari mengingat-Nya.Keutamaan selanjutnya yaitu :
2.      Huznuzhan dan beramal shaleh sangat erat kaitannya.
Al-Hasan al-Bashri berkata, : "Sesungguhnya seorang mukmin selalu berhusnudzan kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya. Dan sesungguhnya seorang pendosa berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia berbuat yang buruk." (Diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Zuhd, hal. 402)

Dan, Ibnu Qayim al Jauziyyah rahimahullah berkata : “Siapa yang dengan sungguh-sungguh memperhatikan, akan mengetahui bahwa khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki amal itu sendiri. Karena yang menjadikan amal seorang hamba itu baik, adalah karena dia memperkirakan Tuhannya akan memberi balasan dan pahala dari amalannya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia beramal adalah prasangka baik itu. Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik pula amalnya" .Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan sebab keselamatan. Sedangkan  kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti dia tidak ada prasangka baik." (Al-Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15 )
3.      Huznudzan salah satu sebab manusia berserah diri kepada Allah, orang yang yakin dan senantiasa huznudzan kepada allah sehingga semua hal dalam hidupnya senantiasa dikembalikan kepada Allah sebagaimana firman-Nya
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.( QS.At-Thagaabun : 11)
Maka kita sebagai seorang hamba haruslah senantiasa berhuznudsan terhadap qada’ dan qadar Allah dalam hidup kita karena sebagaimanapu indahnya rencana manusia ,rencana Allah adalah yang terindah dan terbaik tentunya untuk diri-diri kita bukankah segala hal dalam hidup ini itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya..
Sebagimana firman-Nya
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” ( QS.Al-Baqarah : 216 )
Oleh sebab itu syukurilah semua pemberiannya dan berprasangka baiklah terhadap segala ketetapan-Nya untuk diri-diri kita karena akan ada hikmah dari setiap peristiwa

Tips untuk senantiasa berhuznuzan
1.      Memperbaiki hubungan kita denga Allah
2.      Perkhusyu ibadah kita kepada-Nya
3.      Senantiasa memperbaiki tingkat kualitas diri dan berusaha melakukan yang terbaik disetiap langkah-langkah kita dengan senantiasa berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah
4.      Memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, pererat hubungan silaturahmi, meminta dan memberi maaf
5.      Ikhlas dan jujur,Ikhlas dengan semuanya.Ikhlaskan semua amalan hanya karena Allah , jujur bahwa diri kita ini lemah dihadapan Allah sertakan Allah disetiap lanhgkah-langkah kita

Jadi ukhtifillah Sebuah perkara dalam hidup apapun itu sandarkan kepada Allah berikan keyakinan total kepada Allah tapi tentunya disertai usaha didalamnya dan dengan senantiasa berhuznudsan kepada-Nya


*Senter Hati 20 Juni 2014 FF 205 FMIPA UNM

*www.voa-islam.com “Hakikat Huznudzan Kepada Allah”Alhamdullillah semoga kalimat syukur itu senantiasa menghias tutur kata dan langkah kita, karena kebahagian itu bukanlah ketika kita memiliki segalanya yang diinginkan tapi ketika kita mensyukuri segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita dan ukhtifillah untuk menilai diri kita lihatlah bagaimana kita istiqamah dengan apa yang kita lakukan.
Hmm…pembahasan untuk materi senter hati kali ini adalah “ POSITIVE THINKING ”
Positive thinking atau HUZNUDZAN merupakan ibadah hati yang paling jelas. Secara bahasa huznudzan itu adalah berbaik sangka dan merupakan lawan dari zuudzan atau berburuk sangka. Berprasangka baik disini yaitu dimana diri kita memikirkan apa yang baik-baiknya saja. Secara istilah huznudzan itu berharap atau raja kepada Allah Shubhana Wata'ala dan meminta ampunan-Nya. Nah jadi huznudzan itu hanya tertujuju pada Allah Shubhana Wata'ala. Dalam sebuah hadist qudsi , Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Allah Ta'ala berfirman,"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

Abu al-Abbas al-Qurthubi rahimahullah berkata, dikatakan, maknanya: berperasangka (yakin) dikabulkan doa saat berdoa, diterima saat bertaubat, diampuni saat istighfar, dan berperasangka akan diterima amal-amal saat menjalankannya sesuai dengan syarat-syaratnya ; ia berpegang teguh dengan Dzat yang janji-Nya benar dan karunia-Nya melimpah.Jadi,  Allah akan memberi ampunan jika kita meminta ampunan kepadanya tapi disini tidak sekedar meminta saja namun dibarengi dengan usaha. Allah akan menerima taubat jika hambanya betul-betul bertaubat atau tidak mengulangi lagi kesalahannya. Ibnul Qayyim berkata,
 " Telah nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat : maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah : maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24)
Tapi tidak sekedar berharap yah ukhtifillah namun harus ada usaha didalamnya karena sekecil apapun urusan itu memerlukan usaha dan  tentunya amal sholeh didalamnya.Nah adapun keutamaan huznudzan itu diantaranya
1.      Huznudzon menjadi penyebab do'a seorang hamba dikabulkan tapi disini harus ada pengharapan penuh yang didasari keyakinan penuh kepada Allah.
Dari jabir radhiallahu anhu dia berkata, Aku mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tiga hari sebelum wafat bersabda: “Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim, 2877).

Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, "Berhusnuzan kepada Allah harus disertai dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Jika tidak, ia termasuk merasa aman dari siksa Allah. Oleh sebab itu, behusnudzan kepada Allah harus disertai melaksanakan sebab-sebab kebaikan yang jelas dan mejauhi semua sebab yang menghantarkan kepada keburukan: Ini merupakan pengharapan yang terpuji. Adapun husnudzan kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan menerjang keharaman: maka ia pengharapan yang tercela, itu termasuk bentuk merasa aman dari adzab Allah." (Al-Muntaqa' min Fatawa Al-Syaikh al-fauzan: 2/269)

Jadi kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang bisa membuat do’a kita tertolak agar kita bisa menjauhinya dan mencari tahu serta melakukan hal-hal agar do’a kita terkabulkan.Adapun beberapa penyebab do’a tertolak yaitu :
1.   Ketika terdapat makanan haram dalam tubuh kita maka do'a kita tidak akan diijabah
2.   Ketika maksiat masih lekat dari diri-diri kita.
Nah maka dari itu kita harus Meninggalkan maksia, berusahalah dari hal-hal kecil, dengan tidak menganggap remeh setiap perbuatan sebagaimana nasehat Luqman  kepada anaknya
(Lukman berkata): " Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” ( TQS.Luqman: 16 )

Hmm..Apakah Telinga-telinga kita mendengarkan al-Qur'an  atau justru kita memanjakannya dengan musik ?
Lisan-lisan kita apa yang telah diucapkannya? Apakah sesuatu yang bermanfaat atau malah kesia-siaan? Sudahkah senyum itu merekah untuk saudari-saudari kita ukhtifillah ketika kita bertemu dengannya? Maka dari itu kita harus senantiasa memperhatikan dan berhati-hati dalam setiap yang kita lakukan sebagaimana dalam Al-Qur’an
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” ( QS.Israa’ : 36 )
Dan senantiasalah berdo'alah kepada Allah dengan yakin. Dalam sebuah hadist
"Berdoalah kepada Allah sementara kalian yakin diijabahi." (HR. Al-Tirmidi dengan sanad shahih)
Disamping itu perbanyaklah mengingat Allah ukhtifillah karena Allah tidak akan mengabulkan do'a seorang hamba yang hatinya lalai dari mengingat-Nya.Keutamaan selanjutnya yaitu :
2.      Huznuzhan dan beramal shaleh sangat erat kaitannya.
Al-Hasan al-Bashri berkata, : "Sesungguhnya seorang mukmin selalu berhusnudzan kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya. Dan sesungguhnya seorang pendosa berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia berbuat yang buruk." (Diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Zuhd, hal. 402)

Dan, Ibnu Qayim al Jauziyyah rahimahullah berkata : “Siapa yang dengan sungguh-sungguh memperhatikan, akan mengetahui bahwa khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki amal itu sendiri. Karena yang menjadikan amal seorang hamba itu baik, adalah karena dia memperkirakan Tuhannya akan memberi balasan dan pahala dari amalannya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia beramal adalah prasangka baik itu. Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik pula amalnya" .Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan sebab keselamatan. Sedangkan  kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti dia tidak ada prasangka baik." (Al-Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15 )
3.      Huznudzan salah satu sebab manusia berserah diri kepada Allah, orang yang yakin dan senantiasa huznudzan kepada allah sehingga semua hal dalam hidupnya senantiasa dikembalikan kepada Allah sebagaimana firman-Nya
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.( QS.At-Thagaabun : 11)
Maka kita sebagai seorang hamba haruslah senantiasa berhuznudsan terhadap qada’ dan qadar Allah dalam hidup kita karena sebagaimanapu indahnya rencana manusia ,rencana Allah adalah yang terindah dan terbaik tentunya untuk diri-diri kita bukankah segala hal dalam hidup ini itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya..
Sebagimana firman-Nya
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” ( QS.Al-Baqarah : 216 )
Oleh sebab itu syukurilah semua pemberiannya dan berprasangka baiklah terhadap segala ketetapan-Nya untuk diri-diri kita karena akan ada hikmah dari setiap peristiwa

Tips untuk senantiasa berhuznuzan
1.      Memperbaiki hubungan kita denga Allah
2.      Perkhusyu ibadah kita kepada-Nya
3.      Senantiasa memperbaiki tingkat kualitas diri dan berusaha melakukan yang terbaik disetiap langkah-langkah kita dengan senantiasa berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah
4.      Memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, pererat hubungan silaturahmi, meminta dan memberi maaf
5.      Ikhlas dan jujur,Ikhlas dengan semuanya.Ikhlaskan semua amalan hanya karena Allah , jujur bahwa diri kita ini lemah dihadapan Allah sertakan Allah disetiap lanhgkah-langkah kita

Jadi ukhtifillah Sebuah perkara dalam hidup apapun itu sandarkan kepada Allah berikan keyakinan total kepada Allah tapi tentunya disertai usaha didalamnya dan dengan senantiasa berhuznudsan kepada-Nya


*Senter Hati 20 Juni 2014 FF 205 FMIPA UNM
*www.voa-islam.com “Hakikat Huznudzan Kepada Allah”

Popular Posts

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

scmm

scmm

Muslimah corner

Special for Muslimah

KAJIAN JUM'AT "SENTER HATI"

Ternyata di MIPA juga ada seni. Tapi seni bukan sembarang seni. Ini seni terapi hati. Jadi, apa-apa saja sih seni terapi hati itu?
Ilmu, tips, solusi, pahala insyaa Allah kamu dapatkan. Pokoknya nggak jaman deh Galau.
Jadikan dirimu Muslimah Anti Galau.

Jangan lupa hadirkan diri dan muslimah lainnya di taman-taman Syurga "SENTER HATI" dengan tema yang menarik tiap pekannya di Gedung FF FMIPA UNM pukul 11.45!

Pengikut